Langsung ke konten utama

Harlah PMII ke-54 Tahun: Bangkitlah dan Bangkit Kader PMII !

      
      Tepat pada 54 tahun yang lalu mahasiswa NU mengalami kegelisahan terhadap situasi dan keadaan bangsa pada waktu itu. Dari kegelisahan itu memunculkan inisiatif anak-anak muda NU untuk mendirikan organisasi kemahawiswaan yang berlatar belakang NU, berlandaskan ahlussunnah wal jama'ah. Atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan restu ulama NU, 17 April 1960 lahir organisasi kemahasiswaan yang bernama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Mahbub Djunaedi, salah satu tokoh yang membidani lahirnya PMII, membuktikan peran serta kiprahnya dalam mewujudkan perubahan bangsa Indonesia. Melalui kritikan pedas lewat kolom-kolom yang ditulis oleh "Sang Pendekar Pena" tersebut, mengundang reaksi para pejabat pemerintahan Indonesia pada waktu itu. Sehingga besar-kecilnya, banyak-sedikitnya, PMII telah menyumbangkan pengabdiannya kepada Ibu Pertiwi untuk membangun peradaban yang lebih baik.
       Hari ini, 17 April 2014, PMII merayakan Harlahnya yang ke-54 tahun, mengalir dengan berjalannya waktu, PMII sudah semakin menua. Dengan menua-nya PMII, sangat mengharapkan tidak mengalami penurunan dalam kualitas hidup PMII di Indonesia, justeru seharunya PMII harus semakin dewasa dan berkiprah sebagai garda terdepan dalam membangun perubahan bangsa. PMII sudah tua, seharunya sudah mampu membaca jelas peta perubahan bangsa Indonesia kedepan, dan langsunglah menggalinya. Sudah cukup kita larut dalam euforia yang dalam. Sudah cukup kita terlalu nyaman dalam zona ini. Ini bukanlah zona nyaman, ini adalah zona kaku yang membuat kita kehilangan arah. Sudah saatnya kita lawan kabut-kabut konflik yang terjadi. Setelah itu kita susun skenario perubahan untuk bangsa Indonesia.

Salam pergerakan.
Selamat Harlah PMII ke-54.
Gedung NU Sumber, 17 April 2014.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Menggapai Impian

R esensi B uku M enggapai I mpian Oleh: Asep Rizky Padhilah A.     IDENTITAS BUKU       a.        Judul buku                  : Menggapai Impian.       b.       Penulis                         : Masriyah Amva.       c.        Penerbit                       : Kompas.       d.       Cetakan                       : September 2010.       e.        Tebal Halaman            : 288 halaman.       f.        Jenis cover                   : Soft cover.       g.       Dimensi (PxL)             : 140x210mm.       h.       Kategori                      : Islam.        i.         Teks bahasa                 : Indonesia. B.      Biografi Pengarang. HJ. MASRIYAH AMVA, lahir pada 13 Oktober 1961 di sebuah kampong pesantren di Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Semasa kecil ia dididik langsung oleh ayah-ibunya, KH. Amrin Hannan dan Hj. Fariatul’Aini yang sehari-hari menjadi pengasuh utama pesantren mereka. Kedua kakeknya, K.H. Amin dan K.H.

Pengamatan di Keraton Kacirebonan

PEMBAHASAN A.     Sejarah Keraton Kacirebonan. Keraton Kacirebonan menurut sumber catatan sejarah Keraton, didirikan oleh Pangeran Raja Kanoman pada tanggal 13 Maret 1808. Pangeran Raja Kanoman adalah seorang putera dari Sultan Kanoman ke IV yang bergelar Amirul Mu’minin Sultan Muhammad Khairuddin.   Pernikahan Pengeran Raja Kanoman dengan permaisurinya yang bernama Ratu Sultan Gusti Lasminingpuri mempunyai seorang putera yang bernama Pangeran Raja Hidayat beserta keturunannya meneruskan tradisi Keraton Kacirebonan secara turun temurun sampai sekarang. Pada tahun 2008 Keraton Kacirebonan genap berusia 200 (Dua ratus) tahun. Berdirinya Keraton Kacirebonan berawal dari perlwanan Pangeran Raja Kanoman terhadap Penjajah Belanda, sehingga beliau di buang ke Ambon dan kehilangan hak-haknya sebagai seorang putera sultan. Di buangnya Pangeran Raja Kanoman ke Ambon ternyata tidak menyurutkan api perlawanan para pengikut setianya di Cirebon, yang menuntut di pulangkannya kembali Pangeran Raja

Gadis Kerudung Putih

Gadis Kerudung Putih Oleh : Asep Rizky Padhilah Ilustrasi Baju putih garis-garis dan jilbab putih yang ia pakai selalu mengingatkanku kepadanya, begitu menawan dan anggun ^,^. Dan kerudung coklat menutupi rambutnya yang membuatku pantang tuk melupakannya ketika ia pertama kalinya menjengukku ketika ku sakit dalam kesendirian dirumah. Ia lah wanita pertama yang kuberi sebuah penghargaan terbesar dalam hidupku. :) Sungguh begitu nyaman ku didekatnya, saat itu ku duduk disampingnya tanpa mengucapkan sepatah katapun, hanya senyuman kecil yang ia layangkan. Senyuman itulah yang selalu ku ingat. Sungguh tiada duanya, bagaikan suatu keindahan dunia yang menakjubkan. :). Saat itu ibaratkan rasa sakit yang kurasakan telah terobati oleh seorang suster cantik yang turun dari langit ke tujuh. Apalagi ketika ku tertidur dipangkuannya. Ingin rasanya ku mengulang kejadian itu. Aku merasakan suatu percikan kecil yang aneh dalam diriku, yang membuat hatiku berdetak tidak seperti biasanya. Kuketahu