Langsung ke konten utama

Cicak vs Kupu-kupu

Hujan masih mengguyur Kota Berintan - Cirebon. Sejak siang tadi hujan tak henti-hentinya membasahi Kota tersebut.
Disebuah rumah, yang dihuni oleh beberapa mahasiswa yang sedang bermalas-malasan dampak dari musim hujan dikunjungi oleh beberapa hewan yang sedang mencari tempat bersembunyi dari dingin. Seekor kucing yang yang terus menerus mengeong sambil keluar masuk dapur, mencari tempat hangat. Juga seekor kupu-kupu yang juga ikut berteduh, terbang menuju ruang tengah dan hinggap tepat disebelah lampu menyala, dan akhirnya si kupu-kupu mendapatkan posisi nyaman: hangat. Cicak-cicak berkeluaran dari sarangnya, tampaknya rumah cicak tersebut diserang oleh hawa dingin.
Ada kejadian menarik yang sebelumnya pernah terjadi. Seekor cicak sedikit demi sedikit menghampiri kupu-kupu yang sedang menghangatkan diri. Diserangnya kupu-kupu tersebut dari arah belakang. Tampaknya si cicak merasa terganggu dengan keberadaan kupu-kupu, seakan daerah kekuasaanya terjajah.
Diatap rumah terjadi pertempuran yang sangat sengit, si cicak menyerang terlebih dahulu "hey apa yang kau lakukan disini, ini adalah daerah kekuasaanku, rasakan ini" cicak menghajar sayap kupu-kupu dengan ekornya, sangat keras. Sang kupu-kupu terpental menabrak lampu rumah, namun masih menempel diatap, tak terjatuh. Kupu-kupu mencoba menjelaskan "aku tak bermaksud seperti itu, aku hanya berteduh sebentar". Cicak tampaknya tak peduli dengan apa yang dibicarakan oleh kupu-kupu. Sang cicak berlari kearah kupu-kupu dan mengigit sayap kupu-kupu yang satu lagi. Kupu-kupu teriak kesakitan "aaaaarrrgghht, lepaskan !!!" Kupu-kupu mencoba untuk melepaskan gigtan cicak, dengan sekuat tenaga kupu-kupu merebah sayapnya dan terlepas. Setengah dari sayap kirinya robek, dan setengahnya lagi masih menempel dimulut sang cicak, lalu cicak membuangnya.
Hujan masih turun dengan derasnya, teriakan kupu-kupu tak didengar oleh siapapun, seekor kucing masih 'mengeong' menahan dingin. Di atap rumah, beberapa cicak menonton pertarungan sengit kuku-kupu dengan cicak - temannya. Cicak mengeluarkan jurus andalannya: berlari kencang kemudian menyeruduk kupu-kupu, kupu-kupu mampu menepis, meloloskan diri dari serangan maut, hal itu membuat cicak semakin marah, dan mencoba mengulanginya. Kupu-kupu berhasil meloloskan diri untuk kedua kalinya, mencoba bertahan, tidak untuk melawan.
Teman-teman cicak menyoraki temannya, hal itu membuat sang cicak semakin panas, bersemangat menumbangkan lawannya. Sekali lagi serudukan mautnya dikelurakan, masih tetap gagal, namun ekornya mengait badan kupu-kupu. Terjepit badan kupu-kupu dililitan ekor cicak. Kemudian kupu-kupu menjadi makan malam sang cicak, mengigit habis badan lawannya. Kupu-kupu berusaha terbang pergi, namun tak bisa, hanya dapat menggerak-gerakkan badannya, hampir berhasil lolos, namun !!
Keduanya terjun cepat menuju lantai. Tertindih tubuh cicak, namun, kupu-kupu tak lagi bergerak dan tamat !! Seekor kupu malang tewas ditangan kupu-kupu. Cicak yang menjadi pahlawan malam ini menggusah-gusah darah kupu-kupu yang hinggap ditubuhnya, kemudian lari menuju tembok dan hinggap kembali di atap, tepuk tangan dari teman-temannya membuat si jagoan tersenyum lebar.
Dan kupu-kupu, tergeletak dirumbungi semut hitam.

TAMAT.


Asep Rizky Padhilah
Cirebon, 05 Januari 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Menggapai Impian

R esensi B uku M enggapai I mpian Oleh: Asep Rizky Padhilah A.     IDENTITAS BUKU       a.        Judul buku                  : Menggapai Impian.       b.       Penulis                         : Masriyah Amva.       c.        Penerbit                       : Kompas.       d.       Cetakan                       : September 2010.       e.        Tebal Halaman            : 288 halaman.       f.        Jenis cover                   : Soft cover.       g.       Dimensi (PxL)             : 140x210mm.       h.       Kategori                      : Islam.        i.         Teks bahasa                 : Indonesia. B.      Biografi Pengarang. HJ. MASRIYAH AMVA, lahir pada 13 Oktober 1961 di sebuah kampong pesantren di Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Semasa kecil ia dididik langsung oleh ayah-ibunya, KH. Amrin Hannan dan Hj. Fariatul’Aini yang sehari-hari menjadi pengasuh utama pesantren mereka. Kedua kakeknya, K.H. Amin dan K.H.

Pengamatan di Keraton Kacirebonan

PEMBAHASAN A.     Sejarah Keraton Kacirebonan. Keraton Kacirebonan menurut sumber catatan sejarah Keraton, didirikan oleh Pangeran Raja Kanoman pada tanggal 13 Maret 1808. Pangeran Raja Kanoman adalah seorang putera dari Sultan Kanoman ke IV yang bergelar Amirul Mu’minin Sultan Muhammad Khairuddin.   Pernikahan Pengeran Raja Kanoman dengan permaisurinya yang bernama Ratu Sultan Gusti Lasminingpuri mempunyai seorang putera yang bernama Pangeran Raja Hidayat beserta keturunannya meneruskan tradisi Keraton Kacirebonan secara turun temurun sampai sekarang. Pada tahun 2008 Keraton Kacirebonan genap berusia 200 (Dua ratus) tahun. Berdirinya Keraton Kacirebonan berawal dari perlwanan Pangeran Raja Kanoman terhadap Penjajah Belanda, sehingga beliau di buang ke Ambon dan kehilangan hak-haknya sebagai seorang putera sultan. Di buangnya Pangeran Raja Kanoman ke Ambon ternyata tidak menyurutkan api perlawanan para pengikut setianya di Cirebon, yang menuntut di pulangkannya kembali Pangeran Raja

Gadis Kerudung Putih

Gadis Kerudung Putih Oleh : Asep Rizky Padhilah Ilustrasi Baju putih garis-garis dan jilbab putih yang ia pakai selalu mengingatkanku kepadanya, begitu menawan dan anggun ^,^. Dan kerudung coklat menutupi rambutnya yang membuatku pantang tuk melupakannya ketika ia pertama kalinya menjengukku ketika ku sakit dalam kesendirian dirumah. Ia lah wanita pertama yang kuberi sebuah penghargaan terbesar dalam hidupku. :) Sungguh begitu nyaman ku didekatnya, saat itu ku duduk disampingnya tanpa mengucapkan sepatah katapun, hanya senyuman kecil yang ia layangkan. Senyuman itulah yang selalu ku ingat. Sungguh tiada duanya, bagaikan suatu keindahan dunia yang menakjubkan. :). Saat itu ibaratkan rasa sakit yang kurasakan telah terobati oleh seorang suster cantik yang turun dari langit ke tujuh. Apalagi ketika ku tertidur dipangkuannya. Ingin rasanya ku mengulang kejadian itu. Aku merasakan suatu percikan kecil yang aneh dalam diriku, yang membuat hatiku berdetak tidak seperti biasanya. Kuketahu