Langsung ke konten utama

Memanfaatkan Tantangan Dunia Internet Menjadi Peluang Pelestarian Budaya dan Nilai Luhur Bangsa

Tema : Pemanfaatan Teknologi Sebagai Media untuk Melestarikan Budaya dan Nilai Luhur Bangsa Indonesia

Memanfaatkan Tantangan Dunia Internet Menjadi Peluang Pelestarian Budaya dan Nilai Luhur Bangsa
Oleh : Asep Rizky Padhilah

Di zaman era grobalisasi ini sangat sensitif sekali terjadinya disintegrasi, perpecahan antar suku, kelompok, dan ras, terutama di Negara Indonesia kita tercinta yang terdiri dari 17.000 Pulau besar dan kecil dari Sabang sampai Merauke. Dan Indonesia juga memiliki 300 suku bangsa atau etnis dengan berbagai budaya dan adat istiadat yang berbeda antara suku bangsa satu dengan yang lainnya. Ini merupakan suatu karunia Allah SWT yang tak ternilai. Sebagai Bangsa Indonesia seharusnya kita bersyukur dengan cara mampu memanfaatkan peran teknologi (internet) yang kini sedang buming di era globalisasi ini dengan bertujuan melestarikan budaya dan nilai luhur bangsa Indonesia.
Budaya Indonesia merupakan aset Bangsa yang harus memperoleh perhatian terutama di era Globalisasi saat ini. Budaya Indonesia menjadi bagian penting Bangsa yang harus dikembangankan dan dikelola sebaik-baiknya. Itu penting agar dapat berfungsi lebih luas tidak hanya sekadar warisan ataupun adat istiadat masyarakat Indonesia yang dirayakan ataupun dilaksanakan pada saat peringatan hari Sumpah Pemuda atau hari Pahlawan saja.
Ketika yang lain begitu terlena dan asik bermimpi indah dengan dunia teknologi yang hanya digunakannya untuk hal negatif dan hura-hura semata, kini sudah saatnya kita kendalikan dunia teknologi dalam hal positif. Teknologi informasi (internet), sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai media pelestarian dan pengembangan budaya di Indonesia. Tiap-tiap suku bangsa memiliki kesempatan besar untuk mempublikasikan dan mempromosikan budaya-nya untuk kemujan dan kesejahteraan rakyat. Dari situ kemudian kita dapat mengetahuhi dan memahami serta memberikan apresiasi terhadap suku bangsa dan etnis di Indonesia, tanpa harus menjelek-jelekan budaya suku lain.
Dalam teknologi informasi (internet) banyak sekali situs untuk publikasi (4shared, facebook, twitter, blog, wordpress, youtube, dll) untuk memudahkan kita dalam mengenal budaya dan nilai luhur bangsa Indonesia, sehingga jarak tidak lagi memisahkan kita untuk mengenal dan melestarikan budaya kita.
Yah..sudah saat-nya sekarang kita memanfaatkan budaya teknologi (internet) untuk melestarikan budaya dan nilai luhur bangsa Indonesia. al-muhafazhah ‘alal qadimish shalih wal akhdzu bil jadidil ashlah (memelihara budaya lama yang baik, dan mengambil budaya baru yang baik) kurang lebih seperti itu maknanya.
Begitu indahnya ketika antara suku bangsa satu dengan lainnya berpelukan bersama dalam rangkaian Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda namun tetap satu jua), satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa. Tidak ada entosentrisme, tidak saling menjelekkan, semuanya saling menghargai antar sesama budaya, tidak ada klaim kebenaran, semua agama hidup rukun di Indonesia. Jika demikian hal tersebut berarti dunia teknologi (internet) menjadi sejarah sepanjang dalam melestarikan budayadan nilai luhur bangsa Indonesia.
Jangan biarkan nenek moyang dan pahlawan-pahlawan kita menangis dialam sana karena kita apatis tehadap budaya kita dan nilai luhur bangsa yang telah mereka perjuangkan. Oleh karena itu kita harus dapat memanfaatkan tantangan dunia teknologi menjadi peluang dalam mempersatukan, melestarikan dan mengembangkan budaya dan nilai luhur bangsa Indonesia.

Penulis adalah mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon smt. III. Diajukan untuk memnuhi persyaratan beasiswa dataprint 2011 periode ke-II ( tapi ga dapet beasiswanya L ).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Menggapai Impian

R esensi B uku M enggapai I mpian Oleh: Asep Rizky Padhilah A.     IDENTITAS BUKU       a.        Judul buku                  : Menggapai Impian.       b.       Penulis                         : Masriyah Amva.       c.        Penerbit                       : Kompas.       d.       Cetakan                       : September 2010.       e.      ...

BENARKAH ISLAM MELARANG PEREMPUAN MENJADI PEMIMPIN ?

B ENARKAH I SLAM M ELARANG P EREMPUAN M ENJADI P EMIMPIN ? * Oleh : Asep Rizky Padhilah Fenomena diskriminasi terhadap perempuan di dunia Muslim merupakan implikasi langsung dari pemahaman teks-teks skriptural. Diskriminasi gender bukan semata-mata persoalan sosiologis, namun telah menjadi bagian dari persoalan teologis. Perempuan sebagai posisi kelas dua dibawah laki-laki, baik pada dataran domestik maupun publik, merupakan implikasi logis dari interpretasi terhadap sumber-sumber teologi Islam. Pandangan tersebut didukung dengan beberapa penafsiran dalam kitab-kitab tafsir dan hadist-hadist Nabi yang bernuansa kebencian terhadap perempuan. Hadist-hadist ini biasa disebut dengan hadis Misogini. Disini penulis akan mengungkapkan hadist yang dianggap bentuk patriarkalisme relasi laki-laki dan perempuan. Hadis-hadis patriarkal dianggap sebagai fundamental idea munculnya dominasi laki-laki terhadap perempuan. Hadis tentang Larangan Perempuan Menjadi Pemimpin Hadis ini terdapat da...

Pengamatan di Keraton Kacirebonan

PEMBAHASAN A.     Sejarah Keraton Kacirebonan. Keraton Kacirebonan menurut sumber catatan sejarah Keraton, didirikan oleh Pangeran Raja Kanoman pada tanggal 13 Maret 1808. Pangeran Raja Kanoman adalah seorang putera dari Sultan Kanoman ke IV yang bergelar Amirul Mu’minin Sultan Muhammad Khairuddin.   Pernikahan Pengeran Raja Kanoman dengan permaisurinya yang bernama Ratu Sultan Gusti Lasminingpuri mempunyai seorang putera yang bernama Pangeran Raja Hidayat beserta keturunannya meneruskan tradisi Keraton Kacirebonan secara turun temurun sampai sekarang. Pada tahun 2008 Keraton Kacirebonan genap berusia 200 (Dua ratus) tahun. Berdirinya Keraton Kacirebonan berawal dari perlwanan Pangeran Raja Kanoman terhadap Penjajah Belanda, sehingga beliau di buang ke Ambon dan kehilangan hak-haknya sebagai seorang putera sultan. Di buangnya Pangeran Raja Kanoman ke Ambon ternyata tidak menyurutkan api perlawanan para pengikut setianya di Cirebon, yang menuntut di pulangkannya kem...