Langsung ke konten utama

Enam Bulan Pertama di IAIN Syenji :)

     Bulak-balik ke perpustakaan, bulak-balik ke warnet, bulak balik ke toko buku, itulah yang selalu aku lakukan selama enam bulan pertama kuliah di IAIN Syenji, kampus kesayanganku :). Entah berapa buku yang telah ku pinjam, entah berapa jam aku duduk manis dihadapan Internet, entah telah berapa fotokopian yang telah ku cetak, dan entah telah habis berapa rupiah uang yang kupunya. Mungkin karena aku terlalu semangat untuk kuliah :).
     Tiada hari tanpa diskusi, yahh......diskusi selalu ada dan terlaksanakan ketika didalam kelas, keseriusan ketika sedang ada dosen, dan selalu gaduh ketika dosen tidak masuk kelas, itulah ciri khas kelasku IPS B. kelas yang penuh canda tawa, kelas yang penuh kekonyolan, dan kelas yang membuat ku rindu kepada teman-teman.
     Ketika UTS datang, mungkin  ini adalah tantangan buat para mahasiswa untuk di uji seberapa besar ilmu yang telah di dapat. Ada yang dikerjakan dikelas dan ada yang dikerjakan dirumah. Jika dikerjakan dikelas ku hanya mampu mengerjakan semampuku. Dan apabila dikerjakan dirumah aku siap-siap  untuk mencari referensi, buku dan internet adalah soulmateku ^,^. Ku mencari jawaban sebanyak mungkin dan sebaik mungkin. Karena ku berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik. "Dua puluh empat jam lebih" aku tidak tidur, itulah rekor tebaikku pada saat mengerjakan UTS ^o^. Dan aku berharap semoga aku mendapatkan upah yang setimpal dengan apa yang telah kukerjakan selama ini.
     Dan........UAS pun tiba, hal baru yang aku lakukan ketika menjadi mahasiswa. Aku pun mencari bahan-bahan yang terbaik untuk persiapan UAS, dan kali ini Mr. Google menjadi jagoanku untuk membantu mencari bahan untuk UAS. UAS pun terlewati begitu saja, tak ada yang spesial pada hari UAS itu.
     Liburan, hal yang paling disukai oleh para mahasiswa sambil menunggu IP. Ada yang pulang kampung, ada yang berlibur dengan keluarga, dan ada juga yang berlibur bersama teman-teman kampus.
     Hari H pun tiba, 4 februari 2011 hari yang di tunggu oleh teman-teman termasuk aku sendiri. Aku pun menerima IP-ku yang pertama dalam seumur hidupku, dan hasilnya 3,38. Nilai yang fantastik bagiku, sesuailah dengan apa yang ku kerjakan selama ini.
     Dan aku tak lupa mengucapkan syukurku kepada Allah SWT atas segala nikmat yang kudapat hingga saat ini, kepada kedua orang tuaku yang telah mendukung secara moril dan materil, kepada teman-temanku yang selalu memberi semangat, aku senag bisa bertemu teman-teman seperti kalian yang dapat membuatku hingga seperti ini hingga saat ini.
     Aku berharap dihari esok dapat menjadi leih baik lagi. Masih banyak tantangan didepan sana yang telah menanti, dan masih banyak impian yang belum tercapai, terutama untuk membahagiakan kedua orangtuaku.
Ya Allah, ijinkan hamba untuk membahagiakan kedua orangtua hamba Ya Allah.... Hamba ingin melihat senyuman lebar nan manis dari kedua orangtuaku atas prestasi terbaik yang ku raih.
Semoga terpacai... Amiiiiiiiiinnnnnnnnn ^o^ 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Menggapai Impian

R esensi B uku M enggapai I mpian Oleh: Asep Rizky Padhilah A.     IDENTITAS BUKU       a.        Judul buku                  : Menggapai Impian.       b.       Penulis                         : Masriyah Amva.       c.        Penerbit                       : Kompas.       d.       Cetakan                       : September 2010.       e.        Tebal Halaman            : 288 halaman.       f.        Jenis cover                   : Soft cover.       g.       Dimensi (PxL)             : 140x210mm.       h.       Kategori                      : Islam.        i.         Teks bahasa                 : Indonesia. B.      Biografi Pengarang. HJ. MASRIYAH AMVA, lahir pada 13 Oktober 1961 di sebuah kampong pesantren di Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Semasa kecil ia dididik langsung oleh ayah-ibunya, KH. Amrin Hannan dan Hj. Fariatul’Aini yang sehari-hari menjadi pengasuh utama pesantren mereka. Kedua kakeknya, K.H. Amin dan K.H.

Pengamatan di Keraton Kacirebonan

PEMBAHASAN A.     Sejarah Keraton Kacirebonan. Keraton Kacirebonan menurut sumber catatan sejarah Keraton, didirikan oleh Pangeran Raja Kanoman pada tanggal 13 Maret 1808. Pangeran Raja Kanoman adalah seorang putera dari Sultan Kanoman ke IV yang bergelar Amirul Mu’minin Sultan Muhammad Khairuddin.   Pernikahan Pengeran Raja Kanoman dengan permaisurinya yang bernama Ratu Sultan Gusti Lasminingpuri mempunyai seorang putera yang bernama Pangeran Raja Hidayat beserta keturunannya meneruskan tradisi Keraton Kacirebonan secara turun temurun sampai sekarang. Pada tahun 2008 Keraton Kacirebonan genap berusia 200 (Dua ratus) tahun. Berdirinya Keraton Kacirebonan berawal dari perlwanan Pangeran Raja Kanoman terhadap Penjajah Belanda, sehingga beliau di buang ke Ambon dan kehilangan hak-haknya sebagai seorang putera sultan. Di buangnya Pangeran Raja Kanoman ke Ambon ternyata tidak menyurutkan api perlawanan para pengikut setianya di Cirebon, yang menuntut di pulangkannya kembali Pangeran Raja

Gadis Kerudung Putih

Gadis Kerudung Putih Oleh : Asep Rizky Padhilah Ilustrasi Baju putih garis-garis dan jilbab putih yang ia pakai selalu mengingatkanku kepadanya, begitu menawan dan anggun ^,^. Dan kerudung coklat menutupi rambutnya yang membuatku pantang tuk melupakannya ketika ia pertama kalinya menjengukku ketika ku sakit dalam kesendirian dirumah. Ia lah wanita pertama yang kuberi sebuah penghargaan terbesar dalam hidupku. :) Sungguh begitu nyaman ku didekatnya, saat itu ku duduk disampingnya tanpa mengucapkan sepatah katapun, hanya senyuman kecil yang ia layangkan. Senyuman itulah yang selalu ku ingat. Sungguh tiada duanya, bagaikan suatu keindahan dunia yang menakjubkan. :). Saat itu ibaratkan rasa sakit yang kurasakan telah terobati oleh seorang suster cantik yang turun dari langit ke tujuh. Apalagi ketika ku tertidur dipangkuannya. Ingin rasanya ku mengulang kejadian itu. Aku merasakan suatu percikan kecil yang aneh dalam diriku, yang membuat hatiku berdetak tidak seperti biasanya. Kuketahu