Langsung ke konten utama

Akhirnya, Bisa Lari Pagi Lagi…

Akhirnya, Bisa Lari Pagi Lagi…
Oleh : Asep Rizky Padhilah

Ilustrasi Olahraga Lari Pagi
            Stadion Bima. Cirebon. Kembali lagi saya melakukan olahraga lari pagi yang sebelumnya sudah lama saya tidak melakukannya semenjak saya memasuki masa perkuliahan. Di awali dari bangun pagi dan melihat sejenak suasana pagi itu, sungguh indah. Kemudian teringat ketika saya sering melakukan lari pagi pada masa-masa SMA. Kemudian saya putuskan untuk melakukan lari pagi di Stadion Bima Cirebon. Sangat sejuk udara di pagi itu.
            Setelah sampai di Bima, saya langsung menggunakan sepatu yang saya bawa. Kemudian melakukan pemanasan sambil berjalan mengikuti track. Putaran pertama pun saya lalui, kemudian putaran kedua saya memulai untuk berlari kecil. Sungguh melelahkan !. hanya dua putaran saya saya sanggup berlari kecil, rasanya seperti setelah menaiki “Ombak Banyu”, sangat pusing sekali. Keringat mulai membasahi tubuhku. Lalu saya meneruskan mengikuti track dengan berjalan saja sambil menikmati pemandangan disekitar.
            Pada saat itu saya melihat beberapa hal yang menarik perhatian saya, sehingga saya ingin menulis di blog-ku ini. Diantaranya saya melihat masih banyak orang-orang yang masih menggemari olahraga lari pagi di Stadion Bima. Walapun mayoritas kebanyakannya adalah bapak-bapak dan ibu, tapi ada beberapa remaja yang melakukan olahraga lari pagi. Dan semoga semakin hari semakin banyak dan bertambah, karena olaraga dapat membuat badan kita menjadi sehat.

Hal yang menari lainnya adalah ketika saya melihat kondisi Stadion Bima yang disekitar saya. Saya sangat prihatin melihat kondisi Stadion Bima yang sepertinya tidak di urus, banyak sekali rumput-rumput liar yang panjang, dan banyak tumbuhan yg sudah panjang, sehingga tidak enak untuk di pandang, sudah seperti di kebon saja, hehehehe… seharusnya pemerintah, warga setempat, dan para pengguna stadion berupaya untuk melakukan pembersihan disana, karena tempat tersebut itu adalah tempat satu-satunya Stadion yang digunakan bayak orang untuk melakukan olahraga. Menururt saya semakin bersih tempat tersebut maka semakin nyaman pula para pengguna stadion tersebut.
Ilustrasi Para pelajar membolos sekolah
Hal menarik lainnya yang tidak kalah serunya adalah saya melihat tidak seditik pelajar SMP dan SMA yang membolos sekolah di Stadion Bima tersebut. Sangat prihatin saya melihatnya, mereka dating dengan mengendarai sepeda motor, dan berkumpul disebuah warung, mereka tertawa, bercanda, seperti tidak punya dosa, dengan menggenggam secangkir kopi ditangan kiri, dan menjepit sebatang rokok dijari kanannya. Sudah seperti aki-aki saja. Padahal mereka semua kebanyakan adalah anak SMP, sangat memprihatinkan. Bagaimana pendidikan di Indonesia mau maju kalau para peserta didiknya saja sudah seperti ini. Bagaimana jika orang tuanya tau kalau anaknya itu suka bolos. Astagfiruwloh aladziiimm.. dan semakin siang semakin banyak pula anak-anak sekolah yang berkumpul diwarung tersebut.
Dan tak terasa saya sudah mengelilingi stadion sebanyak 5 Lap. Sangat melelahkan, dan saya pun mulai berhenti dan menenggak sebotol air putih. Sayang sekali saya tidak membawa kamera, sehingga saya tidak dapat mengabadikan pagi ini, hanya dapat memberikan ilustrasi yang ku ambil dari google.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Menggapai Impian

R esensi B uku M enggapai I mpian Oleh: Asep Rizky Padhilah A.     IDENTITAS BUKU       a.        Judul buku                  : Menggapai Impian.       b.       Penulis                         : Masriyah Amva.       c.        Penerbit                       : Kompas.       d.       Cetakan                       : September 2010.       e.        Tebal Halaman            : 288 halaman.       f.        Jenis cover                   : Soft cover.       g.       Dimensi (PxL)             : 140x210mm.       h.       Kategori                      : Islam.        i.         Teks bahasa                 : Indonesia. B.      Biografi Pengarang. HJ. MASRIYAH AMVA, lahir pada 13 Oktober 1961 di sebuah kampong pesantren di Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Semasa kecil ia dididik langsung oleh ayah-ibunya, KH. Amrin Hannan dan Hj. Fariatul’Aini yang sehari-hari menjadi pengasuh utama pesantren mereka. Kedua kakeknya, K.H. Amin dan K.H.

Pengamatan di Keraton Kacirebonan

PEMBAHASAN A.     Sejarah Keraton Kacirebonan. Keraton Kacirebonan menurut sumber catatan sejarah Keraton, didirikan oleh Pangeran Raja Kanoman pada tanggal 13 Maret 1808. Pangeran Raja Kanoman adalah seorang putera dari Sultan Kanoman ke IV yang bergelar Amirul Mu’minin Sultan Muhammad Khairuddin.   Pernikahan Pengeran Raja Kanoman dengan permaisurinya yang bernama Ratu Sultan Gusti Lasminingpuri mempunyai seorang putera yang bernama Pangeran Raja Hidayat beserta keturunannya meneruskan tradisi Keraton Kacirebonan secara turun temurun sampai sekarang. Pada tahun 2008 Keraton Kacirebonan genap berusia 200 (Dua ratus) tahun. Berdirinya Keraton Kacirebonan berawal dari perlwanan Pangeran Raja Kanoman terhadap Penjajah Belanda, sehingga beliau di buang ke Ambon dan kehilangan hak-haknya sebagai seorang putera sultan. Di buangnya Pangeran Raja Kanoman ke Ambon ternyata tidak menyurutkan api perlawanan para pengikut setianya di Cirebon, yang menuntut di pulangkannya kembali Pangeran Raja

Gadis Kerudung Putih

Gadis Kerudung Putih Oleh : Asep Rizky Padhilah Ilustrasi Baju putih garis-garis dan jilbab putih yang ia pakai selalu mengingatkanku kepadanya, begitu menawan dan anggun ^,^. Dan kerudung coklat menutupi rambutnya yang membuatku pantang tuk melupakannya ketika ia pertama kalinya menjengukku ketika ku sakit dalam kesendirian dirumah. Ia lah wanita pertama yang kuberi sebuah penghargaan terbesar dalam hidupku. :) Sungguh begitu nyaman ku didekatnya, saat itu ku duduk disampingnya tanpa mengucapkan sepatah katapun, hanya senyuman kecil yang ia layangkan. Senyuman itulah yang selalu ku ingat. Sungguh tiada duanya, bagaikan suatu keindahan dunia yang menakjubkan. :). Saat itu ibaratkan rasa sakit yang kurasakan telah terobati oleh seorang suster cantik yang turun dari langit ke tujuh. Apalagi ketika ku tertidur dipangkuannya. Ingin rasanya ku mengulang kejadian itu. Aku merasakan suatu percikan kecil yang aneh dalam diriku, yang membuat hatiku berdetak tidak seperti biasanya. Kuketahu